Pernah merasa kadang AI memberikan jawaban yang sangat tepat, tapi di lain waktu jawabannya seperti asal menebak? Perbedaannya bukan pada kecerdasan AI itu sendiri, melainkan pada cara kamu memberikan perintah, atau disebut juga prompt.
Selamat datang di dunia Prompt Crafting, seni menulis instruksi yang jelas dan efektif agar AI benar-benar memahami kebutuhanmu.
Berikut panduan sederhana untuk menulis prompt yang membuat AI bekerja lebih cerdas untukmu.
1. Jadilah Jelas, Spesifik, dan Punya Tujuan
AI bukan pembaca pikiran. Ia hanya akan merespons sesuai instruksi yang kamu berikan.
Kalau prompt kamu samar, hasilnya juga akan kabur.
Contoh:
“Tulis sesuatu tentang pemasaran media sosial.”
“Tulis postingan LinkedIn sepanjang 100 kata tentang cara usaha kecil menggunakan storytelling untuk meningkatkan engagement.”
Prompt kedua memberikan konteks dan arah yang jelas, hasilnya lebih spesifik, relevan, dan bisa langsung digunakan. Gunakan bahasa alami, hindari jargon, dan sertakan instruksi tambahan seperti format, gaya bahasa, atau target audiens. Menambahkan batasan seperti jumlah kata juga membantu agar hasil tetap fokus.
2. Eksperimen Seperti Kreator
Anggap AI sebagai rekan kreatifmu. Terkadang, kamu hanya perlu mengubah sedikit arah agar hasilnya jauh lebih baik.
Alih-alih menulis:
“Tulis blog tentang produktivitas.”
Coba ubah menjadi:
- “Berikan 5 ide judul blog tentang produktivitas untuk pekerja remote.”
- “Tulis pembuka blog yang seru dan ringan tentang cara berhenti menunda-nunda.”
- “Rangkum 3 trik produktivitas dari riset psikologi.”
Setiap versi memberikan hasil berbeda, dan dengan bereksperimen kamu bisa menemukan sweet spot yang paling sesuai dengan tujuanmu.
3. Bermain dengan Format
Prompt tidak harus selalu berupa pertanyaan.
Kamu bisa menulisnya sebagai perintah, peran, atau skenario.
Contohnya:
- “Kamu adalah seorang marketing strategist. Buat rencana konten 5 langkah untuk brand fashion di TikTok.”
- “Bayangkan kamu menjelaskan cloud computing ke anak umur 10 tahun, buat versinya sederhana dan menyenangkan.”
Mengubah format akan mengubah perspektif AI, dan sering kali menghasilkan jawaban yang lebih kreatif dan menarik.
4. Ulangi dan Perbaiki
AI bukan alat sekali pakai. Hasil terbaik datang dari proses refining, yaitu memperbaiki prompt berdasarkan hasil sebelumnya.
Berikan umpan balik lanjutan seperti:
- “Buat gaya bahasanya lebih santai.”
- “Tambahkan data atau statistik.”
- “Ubah ini jadi thread Twitter.”
Semakin sering kamu memberi masukan, semakin baik dan relevan hasil yang dihasilkan AI.
Penutup
Prompt yang bagus tidak tercipta secara kebetulan, tapi dirancang dengan kejelasan, rasa ingin tahu, dan konteks yang tepat. Semakin baik kamu berkomunikasi, semakin cerdas AI memahaminya.



